rainy


Jumat, 01 Februari 2013

Jadi Muslimah Sejati

Ya Allah bagaimana ini rasanya kepalaku terasa pusing bila memikirkan tentang hal itu, aku akan mengejar dunia atau akhirat???, sungguh pertanyaan yang amat sulit ku jawab dan pilih. Aku adalah seorang muslim yang cukup ta'at menurutku, tapi semenjak aku duduk di bangku sekolah SMA kelas 2 aku mempunyai seorang teman pria spesial. Karena memang normal untuk manusia mempunyai rasa tertarik pada lawan jenis. Aku menjalin hubungan pertamaku selama kurang lebih 3 bulan, kita putus karena tidak ada kecocokan dan kita sama-sama baru pertama menjalin hubungan. Lalu berselang 1tahun aku pun mengenal seseorang pria yang masih mempunyai pasangan (pacar) tapi pria itu menyukai aku yang katanya aku membuat dia kagum karena sebelumnya aku dekat dengan dia sebagai teman biasa dan kadang dia mendengarkan ku melantunkan ayat suci hingga dia menangis karena dia lupa kapan dia terakhir membaca ayat suci. Dari situ kita mulai dekat hingga dia melepaskan pasangannya dan menyatakan perasaannya pada ku. Dengan rasa malu bercampur senang aku menerimanya,kejadian itu tepatnya aku sedang berada di angkutan umum menuju rumah karena sesekali dia mengantarkanku pulang. 

Bulan demi bulan berlalu kita menjalani hubungan yang sangat indah, dan alhamdulillah dia mulai rajin shalat dan lancar membaca al-quran mungkin karena keinginannya tentunya. Tapi sekarang aku terkadang sering merasa gelisah karena hubungan kami tentunya tidak dianjurkan di agama islam, karena di agama islam sudah jelas bahwa tidak ada istilah kata "pacaran" bagaimana pun caranya. Setiap hari bila kita bertemu pasti kita bertatap muka setidaknya berpegangan tangan atau apalah itu. Seperti perkataan bila sudah ada 2 lawan jenis pasti di situ ada syetan yang menggoda. Saya sering memikirkan hal ini apalagi bila mendengar perkataan orang atau membaca sebuah artikel yang membuat ku tersadar dan bingung harus berbuat bagaimana. Sebenarnya aku sudah memikirkan 2 cara solusi dari permasalahan ini, yang pertama aku memutuskan dia dengan catatan kita sama-sama mencari modal untuk kedepannya apabila Allah menjodohkan kami tapi apa dia mau dan setuju dengan keputusan ini.. ??, yang ke 2 kita melanjutkan hubungan dan terus seperti ini sampai kami insyaAllah menikah. Aku pernah bertanya padanya, apa kamu serius menjalin hubungan dengan ku? kapan kamu akan menikahiku? dan dia terheran-heran mendengar pertanyaanku itu,kemudian dia menjawab " yakin ajja say, 5 -6 tahun lagi, umur segitu kan mas juga harus tanggung jawab sama kamu, hidupin kamu, mas juga harus siap mental. mas pasti ko sayang mas juga udah ga sabar pengen jadi pasangan halal kamu", dan perkatan itu sedikit membuat aku tenang.  

Aku jadi suka berandai-andai, kalau saja aku sudah cukup mental dan orang tua tidak mengharuskan aku untuk sukses dan mewujudkan apa yang dia inginkan sebelum aku menikah mungkin aku bisa terhindar dari perbuatan maksiat (pacaran), ya.. tapi pasti dibalik semua keinginan orangtua itu ada baiknya. 

Aku pernah mendengar perkataan dari seorang temanku, katanya "orangtua sekarang lebih memilih tidak menikahkan anak-anaknya sewaktu muda (cukup umur) dan membiarkannya berzina di luar sana". perkataan tersebut ada benarnya juga, jadi sebagaimana pun orang tua mendidik anak-anaknya di rumah tapi apabila dia sudah keluar rumah dia akan bertemu dengan lingkungan yang bermacam-macam dan bisa saja terbawa oleh pengaruhnya terutama pengaruh negatif dengan melihat pergaulan pada jaman sekarang yang sudah tidak bisa dianggap biasa lagi. Jadi solusi dari masalah ku ini bagaimana??. Aku masih bingung dan gelisah sampai saat ini tapi yang hanya ku bisa lakukan adalah menyerahkan semuanya pada Allah SWT dan menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari. 

itulah sedikit cerita dari temanku semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan (amin).. 

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar